Menjadi seorang ibu dari tiga jagoan tidaklah mudah, apalagi jika dua diantaranya hanya selisih 1,5 tahun. Rasanya seperti memiliki anak kembar saja, semua hal haruslah sama. Saat kini mereka mulai memasuki usia sekolah dasar, tak banyak hal yang berubah. Mereka masih sama dalam banyak hal hanya hobi saja yang berbeda. Dan sebagai ibu, semua tantangan belum berakhir justru baru dimulai. Hari-hari seru dengan mereka selalu berada di rumah karena pandemi yang melanda.
Menjadi ibu merupakan sebuah anugerah yang tak semua perempuan dapat mengalami sekaligus tantangan. Apalagi jika memiliki tiga jagoan yang cukup menguras tenaga juga pikiran. Apalagi kedua anakku yang masih terhitung kecil, cukup aktif hingga tak jarang aku harus meminta bantuan suami. Tapi nilai lebihnya adalah tak perlu diet untuk memiliki badan langsing, mengurus mereka sudah cukup menguras energi. Cara diet tanpa harus keluar rumah dan tanpa biaya, mudahkan? Hehehe
Saat mereka bersekolah seperti biasa, aku memiliki waktu yang cukup untuk melakukan banyak hal termasuk menulis dan menerima orderan makanan. Namun, setahun ini semua berubah drastis akibat virus yang nongol dan enggan pergi. Ya, sejak pandemi melanda negeri ini, mau tak mau semua aktivitas diluar rumah harus berhenti. Bekerja, belajar dan beribadah harus dilakukan di rumah agar dapat memutus mata rantai penyebaran virus Covid-19.
Selama setahun aku dan anak-anak lebih banyak berdiam di rumah, kalau terpaksa barulah pergi keluar. Hal ini tentu saja kelamaan membuat anak-anak juga aku bosan dan jenuh. Meskipun aku mencoba berbagai kegiatan agar anak-anak tak merasa jenuh, mulai dari bercocok tanam, membuat cemilan, merubah suasana kamar. Bahkan aku membuat bak penampungan air sebagai kolam berenang, kebetulan ukurannya besar. Sehingga para tetangga juga teman termasuk anak-anak menyebutnya sebagai kolam renang mini, hahaha.
Pandemi yang melanda bukan hanya membuat anak-anak harus bersekolah di rumah juga membuat usaha makananku harus terhenti. Bahkan pekerjaan suami yang bergerak dibidang perencanaan bangunan dan kawasan ikut terhenti pula. Hal ini tentu saja merupakan cobaan berat bagi aku juga suami. Aku harus pintar-pintar mengatur banyak hal termasuk keuangan juga emosi. Karena tak jarang sebuah kejadian kecil dapat memicu emosi aku, suami juga anak-anak.
Rasa bosan dan jenuh akhirnya memuncak juga dan hal itu tentu cukup membingungkan sekaligus mengkhawatirkan. Apalagi menimpa anak-anak yang belum terlalu mengerti dengan kondisi yang ada. Tak jarang mereka bertengkar tentang hal kecil dan sulit dihentikan. Hingga akhirnya emosiku pun terpancing, apalagi jika setelah seharian melakukan banyak hal. Pernah satu kali aku akhirnya memarahi mereka berdua hingga menangis sendiri akibat kesal.
Berbeda dengan si sulung yang telah menginjak usia remaja karena sekarang telah duduk di kelas XII di salah satu SMK negeri di Bandung. Dia yang mulai sibuk dengan tugas-tugas sekolah seringkali tak terlalu memperhatikan adik-adiknya. Hal itu tentu saja memicu rasa iseng dan jahil adiknya terutama si kecil. Dan akhirnya keributan pun terjadi, si sulung yang cape karena tugas sekolah beradu dengan si kecil yang mencari perhatian. Akhirnya aku pun kembali terpancing emosi memarahi keduanya, mereka hanya bisa terdiam dan si kecil menangis karena kesal.
Mengatur emosi tatkala pandemi dengan tiga orang jagoan juga kondisi ekonomi yang turun bukanlah hal mudah. Tak sedikit orang yang kemudian mengalami hal-hal buruk, mulai dari stress, berubah perilaku hingga perceraian dalam rumah tangga. Hal ini tentu saja sangat menakutkan dan tak ingin aku alami. Untungnya aku dan suami menemukan cara yang mudah dilakukan.
1. Satu hari dalam seminggu aku bebas memasak, suami dan anak-anak yang akan melakukannya.
2. Setelah shalat Isya, aku tak mengerjakan pekerjaan rumah rumah. Anak-anak dan suami akan berbagi mengunci rumah, mencuci piring bekas makan dan menyapu rumah.
3. Dua minggu sekali aku dapat pergi atau bertemu dan berkumpul bersama teman, agar silahturahmi terjaga dan sedikit refreshing.
4. Saat pekerjaan menulis atau ada pesanan makanan, maka pekerjaan rumah akan dibagi ke semua anggota rumah.
5. Selain karena sekarang semua ada di rumah juga mengajarkan anak melakukan pekerjaan rumah, maka semua memiliki tugas. Mulai dari menyapu halaman, membuang sampah, mengisi penampungan air juga mencuci piring.
Meskipun terkesan sederhana dan mudah dilakukan tapi semua itu sangat membantuku agar dapat mengurangi kejenuhan. Me time dengan berkumpul bersama teman atau sekedar tiduran sambil membaca buku atau mendengarkan lagu, cukup ampuh. Aku lebih bisa rileks dan mengontrol emosi meskipun anak-anak membuat ulah iseng hingga salah satunya menangis. Tak perlu keluar banyak uang, cukup dengan beberapa hal itu, aku sudah bisa lebih mengontrol emosi sekaligus mengajarkan anak-anak.
Kini giliran kamu mengelola emosi dengan cara yang sama atau bisa jadi lebih seserhana juga unik. Menemukan cara yang tepat pasti tak sulit asal mau berbagi dengan pasangan dan membuka komunikasi. Sesulit apa pun masalah yang dihadapi pasti akan ada solusi yang ditemukan. Selamat mencoba...
Tulisan ini diikutsertakan dalam 30days writting challenge sahabat hosting.
Emang ya bagi² tugas di rumah merupakan salah satu cara supaya Mamanya bisa ada me time. Wajib punya deh me time. Kalo ga bawaannya uring²an deh...
BalasHapusEnak banget mbak keluarga mau mengerti pentingnya me time seorang ibu yg kerjaan nya kayak apotek. 24 jam. Kalau ibu senang, seluruh rumah bisa terbawa senang. Kalau ibu sedih, seluruh rumah bisa bete..
BalasHapusWah, enak ya Mbak, kompak banget keluarganya. Anak-suami saya belum bisa sekompak itu sih. Mereka cenderung, "yawdah, Buk, kalau capek tidur aja. Kalau malas masak beli aja." Ya mereka gak mau repot juga, haha, payah dah. Bagus nih buat pembiasaan ke anak-anak.
BalasHapusSetujuu..! Me time itu bisa jadi solusi mengatasi kejenuhan saat harus di rumah terus. Selama ini saya juga lebih senang bertanam dan menulis di blog sebagai me time. Lumayan bisa menghilangkan kejenuhan.
BalasHapusKereeeeen banget. Me time penting banget buat kita ya mba.
BalasHapusBiasanya me time ku, baca komik lama kesukaanku. Kayak Pansy, Yokohama, Topeng Kaca, sampai Kungfu Boy, Detective Conan, dan One Piece.
Tapi ngga kepikiran bebas masak dalam sehari. Aku mau coba juga aah...
Mengelola emosi dengan punya waktu untuk diri sendiri
BalasHapusMasalah kita sama..dulu anak-anak sekolah sekarang belajar dari rumah, emaknya jadi sulit punya me time. Bener memang jika ada komunikasi kewarasan semua anggota keluarga akan terjaga